Perjalanan Dimulai


Si Pecut, ia tampak mondar-mandir berenang dari tepi ke tepi. Tak begitu lelahnya hingga penduduk ikan danau begitu heran dengan tingkah lakunya. Sebagian lagi bersikap khawatir, si Pecut yang tiga hari mondar-mandir barangkali terkena santet ndak  bisa diam mungkin karena kesurupan.

Kepala penduduk ikan danau pun akhirnya turun tangan. Ia bernama Kanjeng Mas, seekor ikan mas bijaksana dan berwibawa. Penduduk ikan danau percaya bahwa semakin besar perut ikan semakin besar pula kewibawaannya sampai-sampai demit ora dulit, setan ora doyan. Kanjeng Mas pun berinsang besar dan tebal. Sekali ia mendayung, ikan yang ada di dekatnya pun bisa terbawa.

Kanjeng Mas pun langsung bertindak sigap, ulah aneh si Pecut cukup menuai keresahan di antara warganya. Kanjeng Mas menunggui si Pecut di tepi danau, yang mana si Pecut selalu berlalu-lalang.

Hingga menjelang sore hari ketika ikan-ikan danau kembali dari pengembaraannya kemudian bersiap pulang ke rumah masing-masing, si Pecut terlihat datang dari ufuk timur. Tibalah Kanjeng Mas beraksi.

"Peecuuut", pinta Kanjeng Mas dengan suara khas sinden keraton Solo.
Pecut berhenti sesaat, terdengar suara halus memanggil namanya. Halus sekali suaranya, mirip suara pewayangan yang pernah ia saksikan di malam minggu.

Suara yang sama terdengar kembali, sekejab si Pecut langsung tahu arah datangnya suara tersebut.

"KANJENG MAS?APAA?!", pinta pecut dalam hati. Bulu sisiknya berkuduk berdiri. Ia memperlambat lajunya, mendekati pelan-pelan.
Kanjeng Mas menunggui si Pecut dengan gagahnya, ekornya bergemulai kesana kemari.
"Pecuut", pinta Kanjeng Mas.
"Iya Kanjeng, Ada apa?"
"Siapa nama kamu???"
"Pecut, Kanjeng"
"Alhamdulillah, katanya sampean  kesurupan ternyata enggak"
"Inggih Kanjeng"

Pecut malah kebingungan, pertanyaan Kanjeng Mas penuh tanda tanya.
"Lha, terus ngapain mondar-mandir danau?", tanya Kanjeng lagi.
"Aa..a..anu Kanjeng, la..gi hobi", jawab Pecut patah-patah.
"Hobi kok, mondar-mandir. Sampean ini Cut..Cut"
"Anu sebenernya, kulo lagi mencari ujung dunia tapi kenyataannya dunia kok gini-gini aja ya. Sempit, amis, air semua."

Kanjeng Mas terdiam sejenak.
"Walah sampean ini to, untung masih muda. Dunia itu luaaasss Cut. Sampean  ini ndak bisa melihat sebatas danau ini Cut. Lihat keluar danau, ada dunia yang maha luaass."
"Waah masa iya Kanjeng, terus bagaimana kulo bisa kesana?"
"Pertama buka pikiran sampean dulu seluas-luasnya Cut, baru mikirin gimana caranya keluar dari danau ini. Dulu Kanjeng bukan dari danau sini Cut. Kanjeng beranikan diri keluar danau lain terus pindah kesini."
"Wah iya benar Kanjeng, terimakasih atas pencerahannya."

Si Pecut tampak dari matanya keluar harapan besar dengan semangat mengebu-ngebu. Impiannya untuk mengarungi tepi-tepi dunia seakan telah di depan mata.

"Perjalanan besar!" seru si Pecut dalam hati.
Ia tahu bahwa perjalanannya akan sulit lagi mendaki namun di sinilah kenikmatannya. Perjalanan besar si Pecut baru saja akan dimulai.
"Perjalanan dimulai."
#TugasBulananRK
#PerjalananBesar

Comments

Popular Posts

Sikap Seorang Pemimpin

Ulasan Buku “Master Your Time Master Your Life” : Strategi Jitu Mengatur Waktu

Ulasan Buku “Shalahuddin Al Ayyubi – John Man” : Meneladani Kesuksesan Kepemimpinan Sang Penakluk Yerusalem