Melodi Hujan - Day 4
Sebutir air menetes membasahi wajah. Pertanda si langit
bergulung hitam akan menumpahkan isinya. Tak ada seberkas cahaya pun menembus
dari langit. Namun cahaya lampu jalanan meronakan cahaya kemilau di antara
orkestra suara angin bermain.
Sebutir air kedua menetes membasahi punggung tangan. Angin
memainkan ranting-ranting di antara pohon yang rindang. Kemudian menyibakkan
dedaunan pohon kesana kemari. Ia berhasil menciptakan melodi yang lembut dengan
alunan dedaunan kemudian dipadukan dengan ranting yang bergoyang.
Sebutir air ketiga menetes membasahi rambut. Angin-angin
melakukan ritual khusus untuk memanggil sekawanan butiran air yang lain. Mereka
melantunkan melodi yang lembut secara bergantian. Tibalah ritual mereka
disambut baik oleh si langit bergulung hitam.
Sebutir air keempat, kelima, keenam....
Butiran-butiran air tumpah dari si langit bergulung hitam
membasahi sekujur negeri bawah langit. Orkestra angin pun mencapai puncaknya,
rintikan butiran air menambah kemeriahan melodi. Tabir alam menyingkap dirinya,
angin bermain melodi suka cita menyambut hujan dari langit.
Setiap butiran hujan ialah suka cita. Alam pun menyambut
dengan penuh khidmat setiap butirannnya. Karena ia percaya bahwa setiap
butirannya adalah sebuah pesan dari segala penjuru, bahwasannya negeri bawah
langit itu berhak untuk hidup lagi.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Day4
Comments
Post a Comment