Semesta Tak Pernah Mengeluh - Day 4


Perasaan itu datang kembali. Berpuluh-puluh lembah telah kami lewati. Angin kering membawa udara panas datang silih berganti. Ia mengelus kemudian membakar secara perlahan kulit kami. Kami berjalan menerobos badai debu yang menerjang setiap saat. Berjalan di atas pasir yang seperti bara api.

Pantaskah aku mengeluh. Perjalanan ini pun baru dimulai. Namun seperti terjadi pemoloran waktu yang panjang. Hingga kami berhenti sejenak untuk mengisi kekosongan perut dan ibadah.

Di tengah-tengah kerumunan seorang amir berdiri. Matanya terbuka lebar menatap tajam sekelilingnya. Dadanya membusung tegap kemudian mengambil napas. Suaranya lantang memecah alunan kebisingan.

“ Wahai saudaraku, ketahuilah perjalanan ini sangat panjang dan melelahkan.
Berlarilah bila engkau mampu,
Berjalanlah bila engkau tak mampu berlari,
Merangkaklah bila engkau tak mampu berdiri,
Jangan diam,
Ataupun berbalik arah,
Karena engkau takkan tahu kapan pertolongan-Nya akan datang.”

Semua serontak kaget dan terheran. Namun perkataan amir itu telah menusuk dalam perasaanku. Perkataanya telah memudarkan perasaaanku. Aku tak pantas untuk mengeluh. Andai saja matahari mengeluh kemudian berhenti menyinari. Andai saja bumi mengeluh kemudian berhenti berrotasi. Andai saja angin mengeluh kemudian berhenti beredar. Semesta pun tak pernah mengeluh. Mereka selalu konsisten menuruti perintah-Nya. Jadi, pantaskah aku mengeluh jika semesta pun tak pernah mengeluh demi keseimbangan alam.

Setiap jalan dakwah pasti mendaki lagi sukar. Akan tetapi kenikmatannya ada pada ujungnya. Terus bergerak jangan berhenti apalagi berbalik arah.

#BerkahRamadhan1437H
#Day4
Kamis, 9 Juni 2016


Comments

Popular Posts

Sikap Seorang Pemimpin

Ulasan Buku “Master Your Time Master Your Life” : Strategi Jitu Mengatur Waktu

Pengalaman Investasi di P2P Lending Syariah